Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menginformasikan, akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,4, pada Jumat sore, 28 September yang diikuti dengan tsunami di kabupaten Donggala dan sekitarnya, fasilitas di sejumlah wilayah ikut merasakan kuatnya gempa dahsyat tersebut.
Dampak yang ditimbulkan pun cukup parah. Di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, fasilitas di Bandara Mamuju mengalami kerusakan tower. Namun, bandara masih bisa berfungsi.
Di Sulawesi Tengah, Bandara Luwuk Bangai mengalami pergeseran tiang tower, meski masih bisa beroperasi.
Sementara itu, bagian tower di lantai 4 dari Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu, ambruk. Di samping itu, fasilitas komunikasi dan pemancar radio juga ikut mengalami kerusakan.
Lantas, bagaimana dengan landas pacu atau runway akibat gempa magnitudo 7,4? Dari landas pacu sepanjang 2.500 meter, 500 meter mengalami keretakan. Mendadak sontak kondisi ini membuat pesawat jet berukuran besar, seperti Boeing 747 dan sejenisnya tak dapat mendarat.
Kekuatan gempa dan tsunami dahsyat yang mengguncang Donggala dan Palu juga membuat Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu, rusak berat. Crane peti kemas yang biasa digunakan untuk bongkar muat, roboh.
Sementara, Pelabuhan Wani yang terletak di Desa Wani, Kabupaten Donggala, juga mengalami kerusakan. KM Sabuk Nusantara 39 yang tengah bersandar terempas ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2R9LS7c
No comments:
Post a Comment