Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tidak ingin terburu-buru dalam menetapkan status darurat bencana banjir di Ibu Kota. Hal itu menurutnya akan memiliki banyak dampak dan risiko.
"Kita tidak akan berkomentar karena status darurat itu punya konsekuensi yang tidak sederhana. Jadi sebelum kita mendengar resmi, saya tidak akan berkomentar," kata Anies usai meninjau wilayah terdampak banjir di Penjagalan, Jakarta Utara, Jumat 3 Januari 2020.
Anies enggan membeberkan secara gamblang dampak dan risiko tersebut. Namun, dia menegaskan, banjir di Jakarta dapat cepat diatasi dalam tiga hari terakhir.
"Konsekuensinya banyak, nanti anda pelajari sendiri. Tapi ini sesungguhnya kalau kita lihat antara kemarin tanggal 1, 2, 3, sudah jauh lebih surut sekarang. Di Jakarta Barat paling banyak genangannya, tapi hari ini genangan itu sudah mulai surut dan Insyaallah Sabtu dan Minggu kita yakin akan jauh lebih sedikit lagi tempat yang masih ada genangan," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Anies yakin jika genangan di tiap wilayah terdampak banjir bisa segera surut, maka langkah rehabilitasi bisa segera dilakukan. Pihaknya juga akan terus membantu asupan logistik untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
"Suplai jalan terus siang, pagi, siang, sore, itu ada pasokan untuk makanan, untuk kebutuhan pokok. Ini bekerja terus dan kalau lihat kondisi bendungan ini Insyaallah cepat akan selesai," Anies menandaskan.
Imbauan Mendagri Tito
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mewanti pentingnya status tangap darurat di setiap daerah yang terkena dampak banjir besar. Tujuannya, agar daerah terdampak banjir dapat memperoleh anggaran dari pemerintah pusat.
"Status tanggap darurat itu sangat penting dengan kaitan pembiayaan, dari pusat akan membantu bila ada status tanggap darurat," kata Tito di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.
No comments:
Post a Comment