Tidak hanya pergantian Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Rudy juga mengancam para Kepala Sekolah yang sengaja meliburkan siswa didiknya, untuk mendukung aksi solidaritas para guru honorer hari ini dan besok.
"Di mana sekolahnya (yang meliburkan sekolah), saya akan datangi sekolah yang meliburkan siswanya itu, saya akan ganti (Kepala Sekolah)," ucapnya.
Rudy berang, sebab persoalan guru honorer memanjang dan berdampak terganggunya proses belajar mengajar siswa. "Itu kan tidak benar, cara seperti itu lebay, bukan leadership seorang guru namanya," kata dia.
Ia berharap seluruh persoalan guru honorer, termasuk pernyataan guru honorer ilegal, tidak berlarut-larut dan dapat diselesaikan dengan kepala dingin. "Persoalanya apa, solidaritas kan tidak mengorbankan anak didik, pokoknya saya akan ganti (Kepala Sekolah)," ujar dia.
Ary M. Karang, salah satu orangtua siswa di SDN Sukagalih V, Kampung Lembang, Tarogong Kidul, Garut mengungkapkan sekolah meliburkan anaknya hari ini. "Katanya alasannya ada rapat sekolah," ujar dia singkat.
Hal sama diakui, Susi (45), orangtua siswa SDN 2 Tarogong. Menurutnya, aksi solidaritas guru jangan mengorbankan kewajiban. "Mau demo silahkan, asal jangan mengaburkan kewajiban mengajar bagi siswa," ujarnya.
Sejak ungkapan diskriminatif Plt. Kadisdik Pendidikan mencuat, ia bersama orangtua siswa lainnya langsung kena imbasnya. Pihak sekolah meliburkan aktivitas belajar akibat aksi itu. "Kok malah siswa yang menjadi korban," ujarnya.
Ia menyebut libur sekolah akan berlangsung dua hari hingga Selasa, 18 September 2018. "Kalau alasannya guru honorer demo, kenapa sekolah libur, kan masih ada guru PNS," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
No comments:
Post a Comment