Liputan6.com, Jakarta - Mobil dan motor terendam banjir di sejumlah wilayah di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Hal ini diakibatkan intensitas hujan yang lebat sejak Selasa sore 31 Desember hingga Rabu dini hari 1 Januari 2020.
Jika mobil Anda terendam banjir, sebaiknya jangan langsung dinyalakan, meskipun banjir sudah mulai surut. Sebaliknya, mobil harus mendapatkan penanganan yang tepat dengan bantuan teknisi andal.
Hal ini karena setiap kendaraan yang terendam banjir pasti mengalami beberapa masalah di sejumlah bagian.
Menurut BPI & Customer Experience Department Head Auto 2000 Riyanto, setidaknya tingkat keparahan mobil terendam banjir terdapat tiga tingkat, yaitu ringan, menengah, dan berat.
“Tipe ringan itu hanya sebatas sampai karpet, tipe menengah mencapai dashboard, dan tipe berat sampai roof atau atap,” ujar Riyanto saat ditemui Liputan6.com.
Karena ada tiga tingkat mobil yang terendam banjir, tutur Riyanto, tentu untuk penanganannya berbeda-beda. Termasuk dalam pengecekan dan pergantian spare part.
Untuk penanganan sebatas karpet, maka pemeriksaan yang dilakukan hanya pada bagian kaki-kaki, termasuk interior di bagian dasar.
Namun, berbeda jika terkena banjir hingga mengenai dashboard. Sebab, dipastikan bagian kelistrikan, termasuk ECU, harus diperiksa.
“Kalau dipaksakan dinyalain bisa langsung rusak, kita mesti ganti ECU. Kalau secara keseluruhan terendam berarti harus total diperbaiki, termasuk bagian interior,” ucapnya.
“Walau (interior) sudah dibersihkan, biasanya pengalaman kita beberapa kali banjir besar di Jakarta, itu tidak bisa 100 persen kembali normal. Karena ada lumpur masuk ke dalam busa, karpet, jok mobil,” ucapnya.
Lama Perbaikan
Untuk mengatasi mobil yang terkena banjir, waktu penanganannya juga berbeda-beda.
Bahkan untuk mobil yang terendam banjir, lama perbaikannya bisa mencapai satu bulan. Namun, jika di wilayah tersebut banyak mobil yang juga terendam banjir, bukan tak mungkin waktu pengerjaannya bisa lebih lama.
“Itu pun dengan asumsi spare part ada. Sebab, kalau banjir berarti (banyak mobil yang kena) dan semua spare part kena, sedangkan tidak semua spare part fast moving. Artinya ketersediaannya terbatas. Contohnya ECU,” ungkapnya.
“Kalau satu dua mobil kita bisa suplai (ECU). Tapi begitu banjir, maka ratusan mobil ikut terendam. Nah data kita mungkin hanya melakukan permintaan ECU sebulan cuma 10 unit, tapi jadi tiba-tiba ada 200 unit, maka stoknya enggak ada. Dan itu jadi lama memperbaikinya,” ucapnya.
No comments:
Post a Comment