Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah lahan pertanian di Jawa Barat terancam gagal panen karena kekeringan. Selain faktor musim, hal ini pun disebabkan kerusakan irigasi dan minimnya cadangan air.
Dari data Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, pada akhir Juni tercatat 12.048 hektare lahan telah mengalami kekeringan. Hal itu berpotensi meluas 52.983 hektare, ditambah 82 hektare lahan sudah mengalami puso.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Hendi Jatnika menyatakan, daerah yang mengalami kekeringan adalah areal sawah dengan kondisi irigasi yang rusak.
Akibatnya, aliran air tidak menjangkau ke lahan pertanian yang jaraknya lumayan jauh. Selain itu, kekeringan banyak melanda kawasan lahan pertanian yang mengandalkan tadah hujan.
"Ada total 82 hektare telah mengalami gagal panen tersebut terjadi di Sukabumi, Cianjur dan Cirebon," katanya, Selasa (2/7/2019).
Debit air dari waduk, bendungan, mata air alam pun mengalami penurunan secara drastis. Hal ini diperparah dengan perebutan air untuk lahan peternakan, perikanan hingga industri.
Hendi mengaku, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi gagal panen pada sejumlah lahan pertanian di Jabar dengan memobilisasi pompa air di wilayah terdampak kekeringan.
"Adapun untuk lahan yang masih memiliki ketersediaan sumber air, bila memungkinkan ditanami palawija atau kacang," terangnya.
Hemat Penggunaan Air
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui daerah di Jawa Barat telah mengalami kekeringan, khususnya bagian utara. Ia meminta warga untuk menghemat penggunaan air.
Ia juga meminta jajarannya melakukan pemantauan kondisi waduk seperti Cirata dan Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta.
"Sudah kita rapatkan juga dengan pengelola bendungan-bendungan ya," ujarnya, Rabu (26/6/2019).
Reporter : Aksara Bebey
Sumber: Merdeka
No comments:
Post a Comment